Pages

Labels

Rabu, 20 Februari 2013

Segarkan Halaman Belakang dengan Kolam Koi

Berencana untuk melengkapi taman dengan kolam koi? Mengapa tidak? Tapi, mari kita pelajari dulu. Sebab, ternyata ada beberapa aturan yang perlu ditepati agar ikan koi bisa tumbuh sehat dan cantik.
 
Tidak seperti ikan pada umumnya, koi merupakan jenis yang spesial. Mungkin itulah sebabnya ikan ini diberi nama koi. Dalam bahasa Jepang, "koi" berarti "cinta". Berarti, hewan ini harus dibesarkan dengan penuh cinta.

Kolam koi berukuran 2x3 m2 di halaman belakang kediaman arsitek dan desainer interior Lusi J. Prasetio ini bisa dijadikan panutan. Tidak hanya bersih dan segar, ikan-ikan yang hidup di dalamnya pun tampak sehat.

Ternyata, "Koi hanya bisa tumbuh dengan baik di kolam yang dalam dan berarus. Sebab, mereka tumbuh dengan berenang melawan arus," jelas Lusi. Hal ini terlihat dari kedalam kolam miliknya yang 2,5 meter dan dilengkapi dengan air terjun mini untuk menciptakan arus dan menyediakan oksigen yang cukup.
Dalam juga, ya?

"Maklum, koi memang ikan yang spesial. Kalau kolamnya terlalu dangkal mereka akan tersiksa," lanjut Lusi. Agar tak berbahaya bagi anak-anak, ia menyiasati dengan membuat dinding kolam yang agak tinggi, sekitar 50cm dari lantai.

Nah, satu hal lagi yang tak kalah penting adalah kebersihan kolam. Ikan manapun pasti tak suka hidup dalam lingkungan yang kotor. Maka, selain membersihkan kolam dari daun-daun yang berguguran, "Kita perlu memasang filter air yang terhubung dengan air terjun. Kalau sistem penyaringannya sudah terpasang dengan benar, kita tak perlu repot menguras kolam, loh ," jelas Lusi.

Memang benar, air di dalam kolam miliknya terlihat sangat jernih hingga ke dasar. Siapa yang tak suka menyaksikan ikan-ikan koi nan cantik berenang dengan riang? Mungkin juga, sesekali Anda bisa ikutan berenang bersama ikan-ikan itu.

ideaonline.co.id

Menciptakan Kesejukan di Taman Asri

ngin menikmati asrinya suasana pegunungan dan gemericik aliran sungai di halaman mungil rumah Anda? Taman dindinglah pilihan yang pas.

Tanah yang tersisa di rumah pas-pasan, tetapi keinginan untuk menikmati hijau dan segarnya alam pegunungan begitu besar. Apa akal? Jangan khawatir! Kini Anda bisa menghadirkan kesejukan alam pegunungan dengan membuat taman dinding di halaman Anda.

Tebing buatan yang menempel di dinding rumah dan ditumbuhi tanaman menghijau di sela-selanya, mungkin bisa mengobati kerinduan Anda akan asri dan sejuknya alam pegunungan. Apalagi Anda dapat melengkapinya dengan air terjun kecil yang mengalir gemericik.
Menyamarkan Dinding

Tebing tiruan yang menjadi komponen utama taman dinding umumnya berdiri tinggi menyisir halaman. Tebing demikian ada juga yang dilengkapi dengan kolam berair jernih dan air terjun buatan. Sekilas semuanya mengesankan pemandangan sebuah tebing di lereng gunung, lengkap dengan kali berkelok-kelok.

Taman dinding ini selain dibuat karena alasan keindahan, juga bisa difungsikan untuk menyembunyikan tembok pembatas rumah. Dengan begitu tembok yang licin masif tidak lagi menebar rasa gerah dan menyilaukan mata saat matahari bersinar terik.

Selain itu, taman dinding juga bisa dibuat untuk menyamarkan lokasi septic tank. Kolam ikan yang melengkapi taman dinding, bisa dibuat di sekitar tutup septic tank. Tetapi tentunya Anda juga harus memperhitungkan kemudahan akses, saat pengurasan. Jangan sampai sang taman menjadi pengganggu saat septic tank yang telah penuh harus dikuras.
Tanah Tak Subur

Tebing pada taman dinding dibuat dari adukan semen pasir yang diperkuat dengan kerangka besi beton. Karena itu taman dinding sebaiknya dibuat di atas lahan sisa yang tidak terlalu subur. Misalnya lahan sisa di depan rumah yang menjadi tandus karena sisa-sisa semen, batu dan onggokan pasir.

Tentunya sayang jika taman dinding dibuat di tanah subur, yang sebenarnya bisa menumbuhkan tanaman dengan baik. Karena taman dinding ini sebenarnya adalah trik, agar tanah yang tandus masih dapat dimanfaatkan untuk menghadirkan keindahan dan keasrian di rumah Anda.
Aliran Air

Seringkali taman dinding dipadukan dengan air terjun mini. Ada tiga bentuk aliran air terjun (limpahan) yang umum dibuat pengrajin taman dinding. Pertama, model jatuhan seperti lembaran kaca. Teknik ini butuh debit air yang sangat besar. Kedua, air yang jatuh di antara dua tebing. Aliran air yang jatuh langsung ke air akan menimbulkan bunyi gemericik. Terakhir, air yang mengalir lalu menyebar seperti sungai di alam terbuka.

Untuk membangun gerak aliran air mancur atau air terjun buatan yang gemercik layaknya aliran kali di tebing pegunungan, perlu bantuan pompa air listrik yang mampu melakukan sirkulasi putaran air kolam. Model-model limpahan air yang tercipta tergantung dari ukuran pompa yang terpasang di dasar atau dekat kolam dan dihubungkan ke atas lewat pipa paralon. Pipa ini biasanya tertanam di dalam tebing buatan.
Media Tanam dan Saluran Pembuangan

Untuk menanam tanaman pada sela-sela tebing buatan, Anda sebaiknya menggunakan media berupa campuran tanah kebun dengan kompos matang tanpa tambahan pupuk buatan, agar tidak mudah menggumpal menjadi berbutir-butir. Anda perlu juga melakukan “peremajaan” media, ketika tanaman Anda mulai terlihat tidak subur. Umumnya peremajaan media ini harus dilakukan 3-6 bulan sekali, tergantung dari kecepatan pertumbuhan tanaman dan besarnya lekukan pada tebing tempat Anda menanam.

Anda juga perlu memperhitungkan aliran air. Biasanya, pembuat taman dinding yang sudah berpengalaman, akan membuatkan saluran tempat mengalirnya air hujan atau siraman, pada lekukan tebing yang akan digunakan sebagai tempat menanam tanaman. Saluran pembuangan ini diperlukan, agar akar tanaman tidak membusuk.
Pilihan Tanaman

Tanaman yang akan ditanam pada taman dinding sebaiknya dipilih dari jenis yang pertumbuhannya lambat dan tidak terlalu tinggi (semak atau perdu). Akan lebih cantik bila Anda memilih jenis tanaman yang bisa membentuk tajuk yang rimbun.

Karena taman dinding umumnya tidak mendapat banyak sinar matahari, Anda sebaiknya juga memilih jenis tanaman yang membutuhkan sedikit sinar matahari. Misalnya dari keluarga suplir, paku-pakuan, philodendron, dan lain-lain.
Kisaran Harga Pengrajin

Rata-rata pengrajin taman dinding tidak memiliki pengetahuan soal lanskap taman. Desain dan perhitungan harga pun dihitung secara manual berdasarkan pengalaman.

Umumnya, pengrajin taman dinding biasa mengerjakan order pembuatan taman dengan cara borongan. Tarifnya ditentukan berdasarkan kesepakatan dengan pihak pemesan dan jenis serta volume pekerjaan. Untuk taman berukuran mini yang biasa dibangun di dekat teras rumah atau yang menempel di dinding misalnya, tarif borongannya sebesar Rp 500.000 – Rp 600.000. Kalau yang agak besar bisa mencapai Rp 750.000 – Rp 1 juta. Ada juga yang mematok harga Rp 150.000 per meter kubik. Harga itu sudah termasuk tanaman sederhana yang menghiasi air terjun. Mahal tidaknya tarif sangat tergantung pada volume kerja dan kerumitan yang diminta pihak pemesan.

Jenis order yang lazim dipesan, biasanya kolam taman lengkap dengan air mancur atau air terjun yang dibuat menempel pada dinding. Setiap desain biasanya dikerjakan dua orang. Seorang tukang batu dan satu lagi sebagai perancangnya.

Sementara untuk menjalankan air terjun, konsumen harus menyediakan sendiri mesin pompa yang besarnya minimal 130 watt. Harganya berkisar Rp 400.000. Biasanya, konsumen harus merogoh koceknya minimal Rp 5 juta untuk membuat relief berukuran sekitar 20 meter kubik. (cia) sumber:rumah.com